Puisi Kehidupan | Vonis Mati Orang Kecil

Puisi Kehidupan | Vonis Mati Orang Kecil ~ Berita Informasi 2012 berbagi sebuah Puisi yang bertemakan Kehodupan. Puisi ini banyak mengandung makna yang sangat baik karena ini biasa terjadi di kehidupan kita di dunia ini. Berikut untuk Puisi Kehidupan | Vonis Mati Orang Kecil :



Sudahlah rie !

Kamu hanyalah orang tak punya
Dunia mereka bukan dunia kita
Jangan neko-neko, jangan ngoyo
Janganlah selalu memilih berbeda

Ikuti saja arus, menjadi konsumen kapitalis
teruskan saja semua yg sedang kau kerjakan,
gantungkan tinggi-tinggi cita-cita yg selama ini kau idamkan
kau hanya penulis buku diary kusuhmu

jangan mimpi menulis buku
Jangan mimpi jadi budayawan, jangan mimpi jadi sastrawan
Jangan banyak macam
Jangan sok intelek
Dunia kita dunia berotot
Dunia mereka dunia berbobot

Sudahlah rie!
Kenapa aktif di organisasi ?
Bergabung lagi bersama kami 
Nongkrong di pinggir kali, main gitar sampai pagi
Berbagi rokok, main gapleh sampai ketiduran di pos ronda
Nonton organ tunggal di kampung sebelah
Jangan mikir yang tinggi-tingi nanti jatuh gedubrak hancur lebur
Jangan mikir yang neko-neko nanti masuk rumah sakit Grogol

Sudahlah rie !
kau hanya pemimpi
Jangan pikirkan nasib Indonesia
Biarkan manusia berdasi di gedung mewah itu yang mengurusi
Kita hanya orang kecil dan akan tetap kecil

Sudahlah rie !
Kamu itu gak bisa bikin puisi
kamu hanya menulis kata-kata minim makna minim kosakata
Barisan kata yang dipenggal-penggal dan diulang-ulang
Puisi itu sesuatu yang aneh
Barisan kata yang tidak bisa dimengerti maknanya
Oleh orang-orang bodoh seperti kita
Walau sudah dibaca seratus kali berturut-turut

Tulisan kamu gak bermutu, duniamu buntu
Kau beli koran saja sebulan sekali
Kau hanya menuliskan keluh kesah dan ketidak berdayaan
Kau hanya memberitakan segala senjang dan segala resah
Kau hanya menceritakan dirimu dengan segala kebodohan
Kau tak pernah bisa menjelma menjadi manusia lain
Tokoh-tokoh dalam ceritamu kau isi dengan dirimu sendiri

Payah kau,
Menyedihkan !

Sudahlah rie !
Menjadi pengeluh saja
Seperti kebanyakan warga Negara
Di koran, radio dan televisi
Hilangkan saja semangat tinggimu
Birokrasi tak akan pernah merubah diri
Kantor SAMSAT tak akan pernah menata hari
Lembar KTP tak akan pernah menjadi gratis
Realistis lah, jangan bermimpi !

Sudahlah rie !
Kenapa rajin baca buku ?
Toh kamu tetap disini, tak kemana-mana
kau tetap saja menjadi pemimpi
Tetap bersama imajinasi dan khalayalanmu
Presiden sudah ada, menteri masih banyak
PNS gak pensiun-pensiun, sarjana nganggur makin subur
Ngapain rajin baca koran dan buka situs internet

Sudahlah rie,
Negeri ini sudah sekarat, tak ada lagi yang bisa diperbaiki
Tikus kantor dari zaman kompeni, nepotisme dari zaman majapahit
Korupsi memang tradisi, budaya bangsa yang harus lestari
Jangan sok pintar mengurusi ummat.
Kau, tanggalkan jeans bolong kemarin subuh
Kau, buka Al Qur’an terjemahan kemarin zuhur

Kau, cukur rambut gondrongmu
Lagi pula,
Cita-cita yang kau tancapkan hanya fatamorgana
Sesuatu yang tak akan pernah tercapai.
Semu !
Maya !

Kau urusi saja dirimu, Sudah waktunya kau menggugat Tuhan
Cobaan yang menimpamu itu sudah terlalu. Ngaku saja kau!!
Bahwa kau sudah tak mampu lagi memikul cobaan yang ditimpakan
Saatnya mogok makan, saatnya pecahkan piring, saatnya berteriak lantang
Jangan lagi kau berkata, Bocah Palestina mendapat ujian jauh lebih berat
Jangan lagi kau berkata, manusia Chechnya mampu bertahan di kedinginan
Lihatlah saudagar Arab Saudi yang kekayaannya melimpah ruah
Lihatlah Pangeran Brunei atau PutriJordania

Sudahlah rie,
menjadi Arie Satria Pratama Saja,-
Menjadi orang kebanyakan
Kita orang kecil
Dan akan tetap kecil